Beberapa hari setelah tiba di Osaka, saya menghubungi Shoko Nakata untuk mengumpulkan beberapa informasi yang saya perlukan selama tinggal di Osaka. Shoko adalah mahasiswa yang pernah tinggal di Common Room selama satu tahun ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Tenri. Selama tinggal di Bandung, ia belajar di Universitas Padjadjaran untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Rupanya Shoko tinggal di kota Nara yang terletak tidak terlalu jauh dari Osaka. Jarak kota Nara dengan Shijonawate sekitar 30 menit dengan menggunakan mobil, sehingga kami bisa bertemu dengan mudah.
Sesuai dengan rencana, pada hari Minggu saya dijemput untuk berkunjung ke kota Nara. Kami kemudian berangkat ke kota Nara bersama dengan Roni, satu orang teman yang telah bekerja di Jepang selama kurang lebih 3 tahun. Selama di perjalanan, ia banyak menceritakan pengalamannya selama bekerja di Jepang. Menurutnya ada banyak pekerja Indonesia yang bekerja di Jepang secara ilegal. Kebanyakan adalah para perantau yang ingin mengadu nasib di Jepang. Walaupun tidak semua mendapatkan pekerjaan yang layak, sebagian dari mereka merasa situasinya relatif lebih baik dibandingkan dengan situasi di Indonesia. Sebagian diantara mereka konon mendapatkan pekerjaan melalui jaringan Yakuza, semacam kelompok mafia yang memiliki jaringan yang cukup luas di beberapa kota di Jepang.
Begitu sampai kota Nara, kami langsung menuju ke Suzaku Gate, yang dulunya merupakan pintu gerbang utama untuk masuk ke kota ini. Menurut beberapa informasi, Kota Nara adalah salah satu kota Kerajaan Jepang yang tertua sebelum kemudian dipindahkan ke Kyoto dan Tokyo. Kota ini dibangun sekitar 1300 tahun yang lalu di bawah kekuasaan Ratu Gemmei, yang menandai dimulainya periode Nara dalam perkembangan sejarah Kerajaan Jepang. Sementara itu, Suzaku Gate merupakan gerbang utama kota Nara yang saat ini merupakan salah satu situs bersejarah yang dilindungi oleh UNESCO. Ketika kami tiba, sekelompok turis tengah mengamati situasi sambil mendengarkan beberapa penjelasan dari petugas yang ada di sini. Gerbang ini tampak megah dan sepertinya masih dalam proses pemugaran. Konon kabarnya di sekitar lokasi Suzaku Gate, ada banyak ditemukan berbagai artifak peninggalan kuno kota Nara.
Setelah berkunjung ke Suzaku Gate, Shoko kemudian mengajak saya untuk mengunjungi Kuil Todaiji yang juga merupakan sebuah situs bersejarah yang dilindungi oleh UNESCO. Kuil ini merupakan salah satu pusat tujuan para wisatawan yang berkunjung ke Nara. Di sekitar Kuil Todaiji, ada beberapa kuil dan situs peribadatan agama Buddha, yang juga dipenuhi oleh sekawanan rusa yang dibiarkan untuk berkeliaran secara bebas. Kelihatannya para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini memiliki tujuan yang sangat beragam. Ada sekelompok wisatawan yang datang untuk berdoa dan melakukan ritual peribadatan, sementara itu ada juga yang hanya datang untuk menikmati pemandangan di sekitar kuil ini. Namun begitu, keberadaan kuil ini tampaknya sangat penting bagi kota Nara. Berbagai kesibukan yang ada di sekitar kuil ini bukan saja memberikan makna spiritual bagi kota Nara, tetapi juga memberikan kontribusi ekonomi bagi wisata spiritual, sejarah dan peninggalan budaya, serta seni maupun arsitektur tradisional.
Read Full Post »