Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Design’

Berjalan-jalan di Osaka

Hari ini Hisako Hara mengajak saya untuk berjalan-jalan ke kota Osaka. Rencananya kami hendak mengunjungi beberapa galeri di sana. Saya dijemput di apartemen sekitar pukul 9 pagi. Sebelumnya Hisako mengantar sebuah meja dan kursi ke apartemen saya. Setelahnya kami kemudian mengendarai mobil ke kampus Osaka Electro-Communication University. Selepas dari kampus, kami kemudian menuju ke Stasion Shinobugaoka dan langsung meluncur ke Osaka dengan menggunakan kereta api.

Begitu tiba di Osaka, Hisako mengajak saya untuk berkunjung ke graf media gm di daerah Nakanoshima yang berdekatan dengan gedung The National Museum of Art, Osaka. Gedung graf media gm terdiri dari tiga lantai, yang terdiri dari studio, restoran, toko interior dan galeri. Disana saya diperkenalkan kepada Ulanda Blair, seorang kurator yang bekerja untuk lembaga yang bernama Next Wave dari Melbourne, Australia. Kami kemudian berbincang-bincang sambil makan siang. Setelahnya kami kemudian melongok ke bagian toko dan galeri, serta meninjau bengkel kerja graf media gm yang terletak di gedung yang berbeda.

Setelah mengunjungi graf media gm, kami kemudian menyusuri Osaka untuk mengunjungi beberapa galeri dan toko buku. Berbeda dengan Tokyo, galeri di Osaka rata-rata berukuran relatif kecil dan terletak di lokasi yang tersembunyi. Beberapa galeri yang saya kunjungi diantaranya adalah AD&A Gallery, The Third Gallery Aya, Gallery Den, Port Gallery dan Pantaloon Gallery. Beberapa galeri ini terletak berdekatan sehingga relatif mudah untuk didatangi dengan berjalan kaki. Dalam waktu dekat, rencananya beberapa galeri ini akan menyelenggarakan kegiatan bersama yang diberi nama Utsubo Art Rally 02. Selain kegiatan open house, dalam kegian ini juga akan diselenggarakan program Art Picnic yang akan diselenggarakan pada tanggal 1 November 2008.

Read Full Post »

Hari ini rangkaian kegiatan residensi dan riset dimulai dengan mengunjungi daerah Ueno bersama Etsuko Yamada dari Japan Foundation Tokyo. Wilayah ini merupakan daerah pemukiman penduduk yang secara perlahan berkembang menjadi daerah komersial yang memiliki karakter unik. Berbeda dengan pusat keramaian kota Tokyo yang dipenuhi dengan lampu neon warna-warni, gedung tinggi dan pusat perbelanjaan raksasa, di Ueno kita akan menemukan beragam rumah yang sederhana, bersanding dengan kuil dan kuburan tua.

Selama beberapa tahun terakhir, kesibukan di Ueno bertambah dengan kemunculan galeri, studio dan toko-toko kecil yang menjual beraneka karya seni, desain, kerajinan sampai dengan makanan dan permen tradisonal. Selain itu, di sana kita juga akan menemukan banyak restoran kecil yang menyajikan makanan enak dengan harga yang terjangkau. Namun begitu, suasana di daerah ini relatif lebih tenang dan memiliki karakter yang berbeda apabila dibandingkan dengan beberapa daerah di pusat kota Tokyo yang lain semisal Shinjuku dan Shibuya.

Selama berada di Ueno saya berkesempatan untuk mengunjungi beberapa galeri dan studio seniman setempat. Beberapa diantaranya adalah galeri Scai The Bathhouse yang tengah menyelenggarakan pameran tunggal Miwa Ogasawara, seniman kelahiran Kyoto yang kini menetap di Hamburg. Setelah itu saya berkenalan dengan Hatori aka Harry ketika melewati Sankenma, sebuah rumah tua yang kerap digunakan oleh para seniman dan desainer lokal untuk memamerkan karya mereka. Ketika saya datang, kebetulan Harry tengah memamerkan karyanya di tempat ini. Tak jauh dari Sankema terdapat sebuah museum yang bernama Asakura Choso Museum. Museum ini menampilkan koleksi permanen berupa patung-patung karya Fumio Asakura yang dikenal sebagai figur penting yang merintis perkembangan seni patung modern di Jepang.

Dalam perjalanan pulang saya sempat mampir ke Nido, sebuah studio kaca patri kontemporer yang juga merangkap sebagai galeri yang memamerkan berbagai koleksi kaca patri dengan desain yang tidak biasa. Salah satu karya yang menarik perhatian saya adalah lampu kaca patri yang dilengkapi dengan sensor suara. Selama kami mengobrol, lampu ini seperti ikut menimpali suara obrolan kami sehingga menghasilkan sensasi yang aneh. Tak lama saya kemudian melanjutkan kunjungan ke Tokyo National Museum di Ueno Park, sebuah taman kota yang menjadi ciri khas dari daerah Ueno. Di sana saya menyaksikan pameran The Land of Serendipity yang menampilkan koleksi peninggalan budaya dari Sri Lanka.

Selain terdapat banyak galeri, studio kecil, restoran dan toko tradisional, di daerah Ueno juga terdapat universitas dan berbagai bangunan serta lembaga yang penting semisal Tokyo University, Science Museum, National Museum of Western Art, Ueno Zoo, dsb. Saya rasa hal inilah yang membuat daerah Ueno memiliki nilai dan karakter yang begitu kuat bagi penduduk setempat maupun para turis dan pendatang, sehingga daerah ini menjadi aset budaya yang penting bagi kota Tokyo.

Read Full Post »